Follow me on twitter!

Friday 30 December 2011

Amanat dan Tantangan untuk DPD RI, Berani?


----------Sponsored Link----------


Logo lomba DPD RI, Seandainya saya menjadi anggota DPD RI
-"Seandainya Saya menjadi Anggota DPD RI"-
Kepada anggota DPD RI yang terhormat,

Sadarilah bahwa anda adalah wakil yang terpilih dari daerah asal, ini bukan soal mencari keuntungan pribadi dari jabatan. Ini adalah AMANAT RAKYAT! Yang seharusnya lebih banyak KEWAJIBAN dibandingkan dengan HAK sebagai anggota DPD RI.

Sesuai dengan tema yang ditentukan penyelenggara “Seandainya saya anggota DPD”, maka inilah MIMPI saya, jika saya menjadi anggota DPD: 

1.     Tingkatkan Kepercayaan Rakyat dengan Asumsi Saya Tidak Akan Pernah Korupsi!

Ketahuilah  di bawah sana rakyat masih tidak percaya dengan yang namanya “Lembaga Perwakilan” karena maraknya korupsi! Koruptor adalah MUSUH NEGARA yang harus DIBINASAKAN dengan cara APAPUN. Maka dengan niat tulus membangun daerah dan negara, saya akan mengusulkan UU tentang Korupsi dengan sanksi yang SEBERAT-BERATNYA yang mungkin tidak pernah dibayangkan rakyat saya, kalau perlu Potong Tangan. Hukuman ini bukan ‘Hukuman Simbolis’, Hukuman ini akan terasa seumur hidup dan membawa dampak preventive bagi seluruh wakil-wakil rakyat lainnya, tanpa harus menanggung biaya hidup koruptor di penjara. Yang benar tidak akan takut dengan hukuman apapun!

2.     Menjaga Kesakralan UUD 1945

Usia Republik Indonesia belum ada satu abad, namun sudah 4 kali mengamandemen Konstitusi negara. Begitu mudahnya kerangka negara diobrak-abrik, sehingga memberi kesan UUD 1945 tidak lagi sakral. Ditambah lagi, banyaknya bunyi pasal yang mengatur aturan  teknis, padahal seharusnya bisa ditulis pada UU atau aturan pelaksana dibawahnya. Memang aturan tidak selamanya selaras dengan kebutuhan, namun setidaknya jangan terlalu sering mengamandemen konstitusi apalagi kalau sampai menghilangkan fleksibilitas dan kesakralannya.

3.     Keterbukaan Anggota DPD dengan Media Sosial

Sebagai anggota DPD, saya tidak akan menutup mata & sudi mendengar yang mendengar suara rakyat yang saya wakili. Ironis melihat hasil Jajak Pendapat di website DPD yang menghasilkan Tidak tahu satupun (60%, 846 Votes). Namun rasanya sulit jika anggota DPD bertemu langsung dengan seluruh rakyat, akan tetapi hal ini sangat dimungkinkan di ruang maya. Mungkin bisa saja anggota DPD aktif menjawab pertanyaan di jejaring sosial atau membuat website sendiri yang agak mirip dengan Twitter namun dikhususkan untuk netter Indonesia serta ditambahkan dengan fitur ‘Topik Populer’ yang menjadi masalah utama yang sedang diperhatikan netter Indonesia.

4.     Merefleksikan Keadaan Rakyat Sesungguhnya

Jika saya adalah anggota DPD, SAYA MERASA MALU menggunakan mobil mewah sementara rakyat yang saya wakili masih jauh dari sejahtera. Saya hanya akan menggunakan fasilitas yang memang benar-benar diperlukan, TIDAK PERLU MEWAH asal berguna dan TIDAK menimbulkan anggapan bahwa “Lembaga Perwakilan” adalah SARANA MEMPERKAYA DIRI.



5.     Regulasi yang Mensejahterakan Petani, hindari REVOLUSI LAPAR

Kata guru SD saya dulu Indonesia adalah negara agraris, namun untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya saja masih perlu impor dari luar negeri. Bahkan data statistik yang menyatakan Swadaya pangan pun belum cukup kalau rakyat tidak bisa membeli beras! Negara harus lebih berkuasa daripada tengkulak! Kontrol ketat dinamika harga kebutuhan pokok dan khususnya pendistribusian beras agar rakyat kecil bisa menikmati hasil bumi pertiwi serta keuntungan yang sesuai dengan keringat petani.



Demikian coretan dalam 500 kata. Saya tidak lebih pintar dari anggota DPD RI, namun akan menjadi suatu kehormatan bagi saya jika anggota DPD RI yang terhormat sudi membaca coretan sederhana ini. Ah, cuma seandainya...







3 comments:

  1. Ironis melihat hasil Jajak Pendapat di website DPD yang menghasilkan Tidak tahu satupun (60%, 846 Votes). Namun rasanya sulit jika anggota DPD bertemu langsung dengan seluruh rakyat, akan tetapi hal ini sangat dimungkinkan di ruang maya.<---Benar banget...

    ReplyDelete
  2. @Don Komo:Haha contohnya saya satupun gak ada yang tau asal usul wakil saya di DPD ini siapa dan dari mana asalnya

    Entah kenapa saya sendiri sebagai warga DKI Jakarta merasa malas untuk mencari tau soal mereka :|

    Coba kalo mereka lebih dulu sosialisasi ke kampus-kampus di jakarta, pasti ceritanya beda

    ReplyDelete
  3. Saya sudah membacanya... menarik sekali.
    Salam hangat & Wassalam
    www.riasaptarika.com

    ReplyDelete

Artikel Terbaru

Followers